Kamis, 06 Juni 2013

Analisis SWOT PLN



Tentu hampir semua orang dari seluruh lapisan masyarakat telah mengenal baik PLN secara garis besarnya. “PLN atau Perusahaan Listrik Negara adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengurusi listrik.” Ya, itulah opini singkat yang dijaring dari publik bila ditanya perihal “Apa itu PLN ?.”

Dan kemudian ketika dijelaskan secara mendetail mengenai maksud opini publik tersebut pada kalimat PLN adalah BUMN yang mengurusi listrik. Maka akan didapat penjelasan lainnya bahwa maksud mereka adalah:
 “PLN adalah perusahaan tunggal atau satu-satunya yang mempunyai kuasa penuh untuk menyediakan tenaga listrik. Dimulai dari proses penciptaan listrik, pembangkitan, penyaluran, hingga distribusi tenaga listrik tersebut ke seluruh tempat (daerah-daerah di Indonesia). PLN juga lah yang melakukan kontrol penuh terhadap eksplorasi sumber daya alam dan energi untuk penciptaan tenaga listrik secara kontinyu (berkelanjutan). Dan PLN juga lah yang melakukan proses perencanaan sampai realisasi pembangunan sarana dan prasarana penyediaan tenaga listrik di seluruh tempat, serta mencakup pembaharuan dari sistem atau alat yang sudah usang. Jadi bisa ditarik kesimpulan bahwa PLN adalah satu-satunya perusahaan yang mempunyai kuasa penuh untuk mengurusi listrik.

Dan selanjutnya, saya coba menggambarkan situasi dan kondisi yang masih dan sedang dialami oleh masyarakat secara nasional perihal tentang listrik di tempat mereka tinggal masing-masing. Penjelasan detailnya berikut dibawah ini:

Jika digambarkan dari hasil survey menurut hemat pemikiran saya yang didapat dari pengetahuan saya selama ini. Maka masyarakat Indonesia seolah akan terbagi-bagi ke dalam per tiga kelompok dengan jumlah yang sangat besar ketika memberikan penilaian terhadap PLN atas pertanyaan yang sama mengenai, yaitu:
“Adakah atau bagaimana pasokan listrik yang ada di rumah anda ?.” Dasar pertanyaan ini adalah jangkauan listrik yang belum sepenuhnya merata menyentuh seluruh daerah di Indonesia, dan yang belum sepenuhnya menyala hingga 24 jam penuh. Jadi dari pertanyaan tersebut diatas, maka akan didapat tiga jawaban besar yang meliputi:

1. Masyarakat kelompok pertama yang tinggal di daerah atau kota-kota besar tentu serentak menjawab kurang lebih akan seperti ini:
“Pasokan listrik di rumah kami aman terkendali, dalam kata lain berjalan lancar seperti biasa. Setiap hari listrik terus mengalir, dan kami pun bisa menyalakan listrik kapanpun kami mau. Menurut kami kinerja PLN sangat lah baik.”

2. Masyarakat kelompok kedua yang juga tinggal di daerah atau kota-kota besar, tapi khusus mereka yang sering terkena pemadaman bergilir atau listrik hanya menyala pada jam-jam tertentu. Sering disini bisa dalam artian dalam tingkatan dimulai dari Jarang sampai dengan Sangat Sering. Tentu mereka serentak menjawab kurang lebih akan seperti ini:
“Pasokan listrik di rumah kami di saat jam-jam tertentu sering mati secara tiba-tiba, atau pasokan listrik di rumah kami hanya menyala pada jam-jam tertentu saja. Padahal ketika itu kami sangat amat membutuhkan pasokan listrik untuk aktivitas rutinitas kami setiap hari. Baik itu ketika sedang bekerja (ini untuk mereka yang berstatuskan pekerja). Sedang belajar-mengajar (ini untuk mereka yang berstatuskan pelajar, guru, dosen, dan mereka yang bekerja dalam ruang lingkup pendidikan). Sedang memproduksi barang/makanan/produk lain untuk dijual (ini untuk mereka yang berstatuskan pelaku wirausaha). Dan banyak lagi status masyarakat lainnya yang tak mungkin untuk dijabarkan secara satu-persatu. Tiga status masyarakat diatas hanya sebagai contoh. “Kami kecewa dengan kinerja PLN yang tidak profesional dalam memberikan layanan listrik, padahal kami selalu bayar tagihan listrik tepat waktu. Kami juga kecewa dengan PLN yang tidak memberikan keadilan bagi kami untuk persoalan listrik, padahal kami amat mendambakan listrik untuk bisa menyala selama 24 jam penuh di tempat kami tinggal.”

3. Dan masyarakat kelompok ketiga yang tinggal di daerah-daerah terpencil, khusus tempat mereka tinggal yang belum dialiri oleh listrik, tentu mereka serentak menjawab kurang lebih akan seperti ini: “Listrik ?. Sampai detik ini kami belum pernah menikmati listrik.”

Kalimat diatas yang berupa penggambaran masyarakat ke dalam per tiga kelompok, bukan bermaksud untuk mengkotak-kotakkan masyarakat atau menggiring publik untuk berpandangan negatif terhadap PLN. Tetapi saya selaku penulis-menurut pemikiran hemat saya. Saya mencoba untuk menggambarkan beberapa situasi dan kondisi dari realita yang masih terjadi dan sampai sekarang ini masih berlangsung seperti pada kalimat diatas. Saya pun yakin, dalam hal ini PLN itu sendiri, serta kelompok jajaran manajemen petinggi PLN/organisasi atau lembaga swasta yang turut bekerja sama/kementerian atau pemerintah dari pihak negeri, secara garis besarnya orang-orang yang mengurusi dan berkompeten dalam mengurusi persoalan listrik. Tentunya sudah dan sedang membenahi persoalan tersebut. Saya percaya dan tidak meragukan itu.

Hal itu dibuktikan dari adanya Rencana Strategis RUPTL (Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listik) Tahun 2011-2020 yang telah dipublikasikan oleh PLN, dan bisa diunduh melalui website PLN www.pln.co.id . RUPTL ini merupakan sebuah pedoman pengembangan  sistem kelistrikan bagi PLN sepuluh tahun mendatang yang optimal, disusun untuk mencapai tujuan tertentu serta berdasarkan pada kriteria perencanaan dan kebijakan tertentu.

Untuk menyempurnakan apa yang telah ada, atau apa yang belum tercapai. RUPTL PLN pun dari tahun ke tahun selalu diperbaharui, Menurut data melalui website PLN: RUPTL ini dimulai dari tahun 2009-2018, lalu dilakukan pembaharuan dari tahun 2010-2019, dan untuk terakhir sampai saat ini adalah pembaharuan untuk tahun 2011-2020. Secara garis besarnya atau inti isi dari RUPTL dari tahun ke tahun ini yang juga dipublikasikan  baik secara offline (media televisi, media cetak, media radio, dan lainnya), dan juga terutama lewat online (dunia maya), sehingga siapapun bisa mengetahui dengan baik dan paham mengenai apa dan kenapa dibentuk RUPTL tersebut. Garis besar atau inti dari RUPTL tersebut salah satu tujuannya yang paling pokok adalah adanya keinginan kuat dari PLN untuk dapat mencukupi kebutuhan tenaga listrik  di banyak daerah di Indonesia yang masih belum menerima listrik, atau telah lama menderita kekurangan pasokan listrik.

Jadi yang bisa ditarik kesimpulan dari tujuan RUPTL, bahwa PLN terus berusaha untuk melakukan pembaharuan melalui pembangunan listrik untuk daerah-daerah yang belum dialiri oleh listrik. Tujuan lain dari PLN yang hendak dicapai tentu saja untuk menekan jumlah orang atau sejumlah daerah yang belum menikmati listrik untuk dapat segera menikmati listrik untuk kehidupan yang lebih baik.
Di sisi lain, inovasi atau pengembangan terus dilakukan oleh PLN. Terutama dalam melibatkan teknologi terkini untuk mendukung sistem proses alur kerja PLN agar lebih tertata rapi dan sistematis. Tentunya tujuan yang paling utama untuk memudahkan pelanggan (masyarakat) dalam memenuhi kebutuhan listrik untuk mereka. Sebut saja diantaranya adalah sebagai berikut :
1. LISTRIK PINTAR:
Dengan listrik pintar, setiap pelanggan bisa mengendalikan sendiri penggunaan listriknya sesuai kebutuhan dan kemampuananya. Cara kerja listrik pintar ini adalah pelanggan terlebih dahulu membeli pulsa (voucher/token listrik isi ulang) yang terdiri dari 20 digit nomor yang bisa diperoleh melalui gerai ATM sejumlah bank atau melalui loket-loket pembayaran tagihan listrik online. Lalu, 20 digit nomor token tadi dimasukkan (diinput) ke dalam kWh Meter khusus yang disebut dengan Meter Prabayar (MPB) dengan bantuan keypad yang sudah tersedia di MPB.

Nantinya, lewat layar yang ada di MPB akan tersajikan sejumlah informasi penting yang langsung bisa diketahui dan dibaca oleh pelanggan terkait dengan penggunaan listriknya, seperti
• Informasi jumlah energi listrik (kWH) yang dimasukkan (diinput).
• Jumlah energi listrik (kWH)) yang sudah terpakai selama ini
• Jumlah energi listrik yang sedang terpakai saat ini (real time).
• Jumlah energi listrik yang masih tersisa.
Jika energi listrik yang tersimpan di MPB sudah hampir habis, maka MPB akan memberikan sinyal awal agar segera dilakukan pengisian ulang. Dengan demikian, pelanggan secara real time, setiap saat, kapan saja dapat mengetahui secara persis penggunaan listrik di rumah. Jadi listrik pintar ini layaknya seperti melakukan pengisian pulsa di ponsel.

2. SISTEM PEMBAYARAN TAGIHAN LISTRIK

Seiring perkembangan teknologi agar tepat guna, maka sistem pembayaran rekening listrik semenjak beberapa tahun yang lalu sudah bisa dilakukan melalui pembayaran tunai di Bank, Auto Debit, lewat ATM bank yang bekerja sama dengan PLN, Internet Banking, dan juga SMS Banking. Hal ini tentu saja untuk mempermudah pelanggan dalam ke-efisiensian waktu mereka. Dan kemudian sejak tahun 2012 juga ada pembayaran listrik secara online dengan sistem Payment Point Online Bank (PPOB), adalah mekanisme sistem pembayaran rekening listrik yang bekerjasama dengan pihak perbankan-yang telah terkoneksi secara online dan juga real-time sehingga akurasi data bisa sangat akurat
GCG
 Dan kemudian PLN juga telah berkomitmen untuk menegakkan Good Corporate Governance (GCG) yang bebas dari praktek KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, dengan mengedepankan transparansi, akuntabilitas, kemandirian, serta responsibilitas. Tujuan yang ingin dicapai dari GCG tentunya agar PLN sebagai salah satu BUMN yang sehat.
Dan untuk mendukung judul tulisan ini yang menyinggung Analisis SWOT. Maka saya ingin melakukan analisis sederhana mengenai kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman yang bisa jadi sedang atau sudah dialami oleh PLN sehingga bisa jadi akan membuat PLN sebagai BUMN yang tidak sehat. Analisis sederhana yang saya lakukan ini juga sebagai harapan saya agar PLN menjadi lebih baik lagi dari waktu ke waktu.

DEFINISI SWOT
Dikutip dari potongan artikel dari buku yang dikarang oleh Rangkuti (2001), dan dikutip dari Wikipedia. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai macam faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan, Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan Strength dan Opportunity. Tapi juga dapat meminimalkan Weakness dan Threats. SWOT juga singkatan dari Strength Opportunity Weakness Threats. SWOT juga merupakan faktor-faktor strategis perusahaan yang perlu dianalisis dalam kondisi yang ada pada saat ini. Dalam melakukan analisis SWOT, melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis perusahaan untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal dari bisnis perusahaan tersebut. Dan kemudian menerapkan identifikasi-identifikasi tersebut ke dalam gambar dan tabel matrik SWOT.

Cara Melakukan Analisis SWOT
Langkah pertama, lakukan identifikasi dari faktor Internal dan Eksternal. Dan kemudian setelah semua faktor teridentifikasi maka dilakukan pembobotan serta Rating. Caranya sebagai berikut
a. Tentukan bobot SWOT, bobot dihitung : 0.0 (tidak penting) sampai 1.0 (sangat penting). Jumlah bobot untuk Opportunity dan Threats adalah 1.00, demikian juga dengan bobot Strength dan Weakness yang juga 1.00.
b. Rating ditentukan mulai dari angka 1 (dibawah rata-rata), 2 (rata-rata), 3 (diatas rata-rata), dan 4 (sangat baik). Sederhananya, pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (Strength dan Opportunity) peluang yang semakin besar diberi rating + 4, tetapi peluangnya kecil, diberi rating + 1. Pemberian nilai rating ancaman kebalikkanya yang bersifat negatif (Weakness dan Threats). Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1. Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4.

Di dalam analisis SWOT, hasil nilai skor yang didapat akan menentukan apakah Opportunity (nilai positif) atau Threats (negatif), dan apakah faktor Strength mengungguli (+) Weakness (-), dan kemudian akan didapat 4 kwadran rekomendasi. Adapun 4 kwadran itu antara lain :
1. Stability, Strategi WO (Weakness Opportunity)
2. Growth, Strategi SO (Strength Opportunity)
 3. Diversification, Strategi ST (Strength Threats)
4. Defence, Strategi WT (Weakness Threats
Gambaran keempat kwadran tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Diagram Cartesius Analysis SWOT PLN pada tulisan ini. Lebih lengkap analisis SWOT-nya adalah sebagai berikut:
Melakukan Identifikasi SWOT Faktor Internal (Internal Factor Analysis Sumamry (IFAS))
STRENGTH :
1. Fully Control : Seperti yang dijelaskan pada kalimat diatas. PLN mendapatkan kontrol penuh dari Pemerintah terhadap pemberdayaan listrik.

2. New Spirit : Dimulai dari jajaran manajemen tingkat atas. PLN secara bersungguh-sungguh telah melakukan lompatan yang besar untuk menghindari praktek KKN dalam tubuhnya. Secara langsung, hal ini juga akan mendidik pekerja/karyawan pada level dibawah manajemen hingga jabatan yang rendah untuk berperilaku jujur dan menjalankan sistem dengan sebaik-baiknya.
3. Natural Resources : Sumber daya alam Indonesia dan energi yang kaya dan bisa didapatkan PLN sebagai BUMN, semestinya lebih bisa menciptakan tenaga listrik yang lebih optimal sehingga seluruh daerah bisa teraliri listrik. Pembaharuan tenaga listrik pun seharusnya sudah bisa direalisasikan di beberapa daerah.

WEAKNESS :
1. Disruption : Gangguan yang dialami oleh PLN contohnya seperti banyaknya pelanggan yang melakukan penambahan daya sehingga terjadi penurunan daya di beberapa pembangkit listrik. Lalu ada juga gangguan yang tidak dapat diprediksi, misalkan akibat musim/cuaca, atau permainan laying-layang yang menyangkut di kabel listrik sehingga bisa mengakibatkan listrik padam di beberapa tempat. Dan kemudian juga ada gangguan lainnya seperti pencurian listrik yang dilakukan oleh opnum yang tidak bertanggung jawab. Beberapa gangguan tersebut bisa jadi melemahkan PLN, dalam kata lain PLN bisa mengalami kerugian dari sana. Baik dari kerugian yang disebabkan oleh citra buruk pada PLN, dan kerugian materil.
2. KKN : PLN memang telah berkomitmen untuk sekecil mungkin lepas dari praktek KKN. Namun adakalanya opnum pekerja PLN yang khilaf dan melakukan praktek KKN bisa jadi akan membuat citra buruk bagi PLN. Sampai saat ini saja, masih ada cukup banyak orang (pelanggan) yang beropini dan mengeluhkan adanya uang tambahan ketika dimintai uang tambahan apabila mengalami gangguan listrik yang mati di rumah mereka. Dan pelayanan pelanggan lainnya yang bisa jadi sumber KKN itu terjadi.

3. Lack : Kekurangan listrik yang masih terjadi di beberapa daerah di Indonesia mengakibatkan PLN belum sepenuhnya mampu untuk menyediakan listrik bagi seluruh masyarakat. Hal yang paling ironis adalah ketika tahun 2012 terungkap bahwa Pulau Pemping, Kecamatan Belakangpadang, Kota Batam adalah pulau yang berada dekat dengan negara Singapura-tidak dialiri listrik sama sekali. Tentu saja pada malam hari kondisi pulau Pemping gelap gulita, sedangkan Singapura terang benderang seolah kelebihan energy listrik. Dan diketahui bahwa negara Singapura mendapatkan pasokan listrik dari Indonesia, dengan transaksi jual-beli listrik dari PLN Batam. Terlebih lagi masalah ini sempat ditayangkan di televisi, sehingga membuat citra buruk bagi PLN.


Melakukan Identifikasi SWOT Faktor Eksternal (Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS))

OPPORTUNITY

1. Natural Resources : Seperti halnya kategori yang diambil dari Strength diatas. Sumber daya alam Indonesia dan energi yang kaya dan bisa didapatkan PLN sebagai BUMN, semestinya lebih bisa menciptakan tenaga listrik yang lebih optimal sehingga seluruh daerah bisa teraliri listrik. Sehingga dengan hal ini bisa membuat bendera PLN berkibar. Dan para pelanggan akan mengenal PLN sebagai BUMN yang baik dan juga sehat. Bukan opini negatif tentang PLN.

2. Cooperation : Kerjasama PLN dengan pihak swasta dalam banyak bidang, semestinya hal ini lebih bisa membuat daerah yang belum dialiri listrik bisa segera dialiri listrik. Sehingga bisa memenuhi tujuan RUPTL untuk meningkatkan laju pertumbuhan listrik di daerah-daerah yang belum dialiri oleh listrik.

3. Renewable Energy : Energi terbarukan yang sedang dikembangkan oleh PLN, akan bisa membuat PLN memenuhi tujuan RUPTL untuk meningkatkan laju pertumbuhan listrik di daerah-daerah yang belum dialiri oleh listrik. Sebut saja energi baru terbarukan yang akan dikembangkan adalah pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH), pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB), biofuel dan pembangkit listrik tenaga (PLT) biomass.

THREATS

1. KKN : Merujuk pada kategori Weakness. Opnum pekerja PLN yang khilaf dan melakukan praktek KKN yang akan membuat citra buruk bagi PLN, akan menjadi ancaman internal di tubuh PLN.

2. Selebihnya, ancaman yang datang dari pihak eksternal tidak ada. Hal ini dikarenakan PLN sebagai BUMN tidak mempunyai kompetitor. Karena bukan seperti halnya perusahaan swasta yang mempunyai cukup banyak kompetitor.

Berikut dibawah ini adalah Matrik Internal Factor Analysis Sumamry (IFAS) yang dirangkum dari Faktor Strength dan Weakness diatas :

Tabel 1. Matrik Internal Factor Analysis Sumamry (IFAS)

Dari hasil analisis pada Tabel 1. Matrik IFAS. Faktor Strength mempunyai total nilai skor 2.40 sementara itu Weakness mempunyai total nilai skor 0.70. Seperti halnya Matrik IFAS, maka matrik EFAS pun juga harus dilakukan identifikasi yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2 Matrik EFAS dibawah ini :

Tabel 2. Matrik Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS)

Berikut dibawah ini adalah Matrik Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS) yang dirangkum dari Faktor Opportunity dan Threats diatas :


Analisis yang didapat pada Tabel 2 Matrik EFAS menunjukkan bahwa untuk faktor Opportunity nilai skornya 1.90 dan faktor Threat 0.40. Selanjutnya nilai total skor dari masing-masing faktor dapat dirinci sebagai berikut :
Strength : 2.40
 Weakness  : 0.70
 Opportunity : 1.90
 Threats : 0.40

Maka diketahui nilai Strength diatas nilai Weakness, dengan selisih (+) 1.70 dan nilai Opportunity diatas nilai Threats dengan selisih (+) 1.50. Dari hasil identifikasi faktor-faktor tersebut maka dapat digambarkan dalam Diagram Cartesius SWOT yang dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah ini :


 Gambar 1. Diagram Cartesius Analisis SWOT PLN

Dari nilai total masing-masing faktor selain digambarkan ke dalam diagram Cartesius SWOT, tetapi juga digambarkan dalam rumusan Matrik SWOT yang dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini :

Tabel 3. Rumusan Kombinasi Strategi Matrik SWOT

Dari analisa Matrik IFAS dan EFAS pada tabel 1 dan 2, juga telah disusun Matrik SWOT untuk menganalisis rumusan alternatif Strategi SO, WO, ST, dan WT yang hasil analisisnya dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini :

Tabel 4. Kombinasi Strategi Matrik SWOT

Alternatif Perencanaan Strategi Kuantitatif Analisis Diagram SWOT

Dari diagram SWOT pada Gambar 1. Diagram Cartesius Analisis SWOT PLN, dihasilkan bahwa PLN ada pada Kuadran I yaitu Agresif. Maka alternatif strategi yang dapat dipakai oleh PLN adalah sebagai berikut :

1. Kuadran I Agresif adalah situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan PLN memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan agresif (Growth Oriented Strategy).

 Dan kemudian bila melihat dari rumusan Matrik SWOT pada Tabel 3. Rumusan Kombinasi Strategi Matrik SWOT. Maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis model kuantitatif perumusan strategi. Pembuatan analisis model kuantitatif tersebut didasari pada jumlah nilai skor masing-masing faktor. Baik itu Strategi SO, WO, ST, WT. Matriks perencanaan kombinasi strategi kuantitatif adalah sebagai berikut dibawah ini :
Tabel 5. Matriks Perencanaan Kombinasi Strategi Kuantitatif

Matrik perencanaan kombinasi strategi kuantitatif menunjukkan bahwa PLN perlu memanfaatkan Strategi SO yang mempunyai nilai skor tertinggi yaitu = 4.30, selanjutnya diikuti Strategi ST = 2.80, kemudian WO = 2.60, dan terakhir WT = 1.10. Adapun masing-masing Strategi yang harus dijalankan adalah sebagai berikut :
1. SO : yang Menggunakan Strength dalam memanfaatkan Opportunity
2. ST : Menggunakan Strength dalam meredam Threats
3. WO : Memperbaiki Weakness untuk memaksimalkan Opportunity.
 4. WT : Meminimalisasikan dan memperbaiki Weakness yang ada demi mengurangi Threats




KESIMPULAN dan SARAN

Kesimpulan
Dari apa yang sudah dijelaskan diatas mengenai penjelasan PLN dan juga Analisis SWOT PLN dengan tujuan untuk menentukan langkah PLN kedepannya demi harapan yang lebih baik. Maka bisa ditarik kesimpulan bahwa PLN harus melakukan langkah sebagai berikut :

 1. Perusahaan PLN memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan agresif (Growth Oriented Strategy).
2. Dan kemudian secara berturut-turut melakukan strategi SO, ST, WO, dan WT.

Saran
Semoga penjelasan diatas bisa menjadi masukan yang baik bagi PLN. Tulisan ini hanya lah sekedar harapan saya sebagai seorang akademisi yang melihat permasalahan PLN dari sudut pandang hemat saya pribadi dengan pengetahuan yang saya miliki. Terima kasih kepada pembaca, dan khususnya kepada Blogdetik atas terselenggaranya kompetisi Aku dan PLN, dengan tema Harapanku Untuk PLN. Sehingga saya dapat berpartisipasi dalam menyumbang saran dan pemikiran bagi PLN.





3 komentar:

  1. permisi saya mau bertanya untuk swot itu internal saja atau eksternal juga

    BalasHapus
  2. Jika digambarkan dari hasil survey menurut hemat pemikiran saya yang didapat dari pengetahuan saya selama ini. Maka masyarakat Indonesia seolah akan terbagi-bagi ke dalam per tiga kelompok dengan jumlah yang sangat besar ketika memberikan penilaian terhadap PLN atas pertanyaan yang sama mengenai, yaitu:
    “Adakah atau bagaimana pasokan listrik yang ada di rumah anda ?.” Dasar pertanyaan ini adalah jangkauan listrik yang belum sepenuhnya merata menyentuh seluruh daerah di Indonesia, dan yang belum sepenuhnya menyala hingga 24 jam penuh. Jadi dari pertanyaan tersebut diatas, maka akan didapat tiga jawaban besar yang meliputi: Cara Beli Token Listrik Di Shopee

    BalasHapus