Fashion Girl

Vector design with Adobe Illustrator

Vector Design

Saving Your Vector Illustrations using Adobe Illustrator

Zahra Creative Design Studio

Assalamualaikum..

Senin, 30 Desember 2013

Film Steve Jobs

Mengapa Ashton Kutcher Cocok Perankan Steve Jobs?

Ashton Kutcher dan Steve Jobs dalam dua foto berbeda dengan latar yang dimiripkan. (voici.fr)

Biorama terbaru Hollywood akan mengangkat kisah inspiratif kehidupan tokoh teknologi dunia sekaligus pendiri dan mantan CEO Apple Inc. (mendiang) Steve Jobs. Walaupun secara konten film yang diberi judul sesuai nama tokohnya, jOBS ini hanya menceritakan rentang kehidupan sang visioner sejak keluar dari kampus pada 1974 dan mendirikan perusahaan Apple bersama rekannya Steve Wozniak sampai perkenalan pertama iPod pada 2001, tetap banyak harapan membuncah bahwa inspirasi dari kisah hidup sang jenius bisa tergambarkan.
Film yang baru akan dirilis 16 Agustus di seluruh Amerika ini sekilas biasa-biasa saja, setidaknya menurut situs kritik film IMDB yang memberikan jOBS hanya 6,1 dari 10 bintang. Kritik dari Metascore juga memberi nilai film ini dengan 47% dari 100 peninjauan. Huffington Post mengulas bahwa jOBS “kurang menggali” alur kehidupan Steve Jobs yang sebenarnya. Tapi bagi saya tetap menarik, terlebih karena sang pemeran Ashton Kutcher yang di poster komersial filmnya nampak sangat sangat mirip Jobs.
Saya tidak banyak menonton film Ashton Kutcher, tapi cukup sering membaca ulasan dan artikel tentangnya sebagai aktor dan produser acara televisi Punk’d yang ditayangkan MTV. Dalam jOBS, Ashton harus menirukan gerak-gerik, mimik, bahkan memaksakan diet agar badannya terlihat lebih kurus seperti seseorang yang belakangan didera kanker. Banyak kalangan yang meragukan sosok Kutcher terlebih dalam hal kecocokannya dengan sosok Jobs yang penuh kharisma. Dan dalam hal ini saya setuju. Mengapa?
Pertama, Ashton Kutcher adalah sosok aktor dengan peran-peran “brondong imut”,playboy pembangkang ataupun muda yang berapi-api. Ini bisa dilihat dari peran-perannya dalam No Strings Attached (2011), My Boss’ Daughter (2003), atau  A Lot Like Love (2005). Kutcher banyak menyabet penghargaan Kids Choice Awards dan Teens Choice Awards sejak 2003 dan masih jadi idola kaum muda yang tak begitu serius.
Sementara Steve Jobs adalah seorang dengan karakter menginspirasi dan tidak serampangan. Dengar-dengar Kutcher sampai harus berkonsultasi dengan lingkar satu keluarga Jobs untuk menggali lebih dalam kebiasaan-kebiasaan sang tokoh untuk dipelajarinya, yang adalah hal bagus dan biasa dalam industri film. Daniel Day-Lewis melakukan lebih banyak sebelum siap memerankan Lincoln (2012), pun dengan ciamiknya dandanan Meryl Streep memerankan Margaret Thatcher (The Iron Lady, 2011).
Pencitraan peran yang diterakan pada seorang Ashton Kutcher jarang berbicara soal ketenangan dan fokus, yang sangat lekat sebagai tradisi Apple Inc. Memang saya terpikat akting Ashton Kutcher sebagai seorang kadet penjaga pantai dalam The Guardian (2006), di mana ia bisa terlihat sangat inspiratif walaupun tetap  khas pembangkang. Akan tetapi itu juga karena ada Kevin Costner yang mementorinya di samping alur cerita yang memang menyentuh.
Kedua, sosok Steve Jobs adalah hal besar. Ia berbicara berdasarkan pemikiran yang matang, bukan blak-blakan apalagi untuk urusan persaingan Silicon Valley. Memerankan tokoh seperti Jobs memerlukan pendalaman pikiran yang setidaknya mengenali permasalahan kompleks dalam mengurus sebuah korporasi, bermain dalam persaingan usaha teknologi, dan berkutat dengan urusan pribadi orang dewasa. Beberapa komentar di IMDB menilai ketimbang jOBS, film televisi Pirates of Silicon Valley (1999) lebih sukses menghadirkan pemeran tokoh-tokoh inovasi teknologi seperti Steve Jobs (Noah Wyle) dan Bill Gates (Anthony Michael Hall). Sentuhan karakter “liar” Kutcher dikhawatirkan sedikit banyak akan berpengaruh pada keseimbangan citra seorang Jobs. Banyak kritikus memprediksi sensasi jOBS tidak akan jauh berbeda dengan yang dihadirkan film potret serupa Social Network yang mengangkat Facebook.

Akan tetapi tetap saja saya setuju Kutcher memerangkan Jobs.
Ada banyak hal yang jadi pertimbangan, tapi karena ini industri film, kita berfokus pada bagian pencitraannya saja. Ashton Kutcher memiliki profil fisik yang kurang lebih sama dengan Steve Jobs. Tinggi badannya hanya 3 inci lebih pendek dari Jobs. Dalam beberapa kutipan foto behind the scene, Ashton nampak sangat “Jobs” dalam balutan pakaian kaus berkerah bundar tegak hitam yang bagian bawahnya diselipkan ke dalam jins pudar berwarna biru keputihan. Ditambah kacamata bulat kecil, nyaris tidak bisa menemukan pemeran lebih pas untuk Jobs selain Ashton Kutcher.
Foto ini (businessinsider.com) membandingkan profil fisik Ashton Kutcher dengan Steve Jobs dalam balutan busana yang sama. Hasilnya, keren!
Foto ini (businessinsider.com) membandingkan profil fisik Ashton Kutcher dengan Steve Jobs dalam balutan busana yang sama. Hasilnya, keren!
Ashton Kutcher juga bukan hanya seorang aktor dan produser. Kontributor ForbesDave Their sempat menuliskan bahwa Kutcher sejatinya adalah seorang “aktor tekno“. Publik sempat dikejutkan tahun lalu dengan pemberitaan bahwa ternyata Ashton Kutcher ikut berinvestasi dalam beberapa perusahaan teknologi terbaru, termasuk Foursquare dan Skype. Bahkan Kutcher telah menjalin kerjasama simultan dengan kapitalis ternama seperti Ron Burkle dan Guy Oseary dalam bisnisnya yang ini.
Secara pribadi Ashton Kutcher pernah  berujar, “Saya punya penilaian emosional terhadap sosok Steve Jobs.” Itu diutarakannya saat enam bulan sebelum kematian sang CEO, ia pernah hampir bertemu dengan Jobs akan tetapi batal karena urusan pekerjaan sampai akhirnya mendengar kabar kematian Jobs. Suatu hal yang ia klaim sangat disesalinya.
Nampaknya jOBS sengaja memilih Ashton Kutcher sebagai pemeran Steve bukan semata-mata karena garis mukanya yang menyerupai sang legenda. Ini adalah momen di mana sang aktor muda (35 tahun) menginjak tangga karakter yang lebih matang. Dibandingkan harus memilih, katakan saja, Jonathan Levitt atau Chad Michael Murray yang lebih kalem, produser Mark Hulme punya pertimbangan bahwa Kutcher harus diberi kesempatan. Kurang lebih, ia memiliki keunggulan absolut, bukan komparatif. Di samping itu, sentuhan genre drama untuk film ini banyak memerlukan pemeran yang bisa menambah kesan emosional dan hangat dari sekadar potret Jobs yang dalam kenyataannya jauh dari hingar-bingar.
Apapun itu, saya  menantikan jOBS tayang di bioskop Indonesia, meski hingga tulisan ini ditayangkan belum ada tanggal pasti. Ashton Kutcher tentu tidak akan pernah mewakili sosok Steve Jobs seutuhnya, akan tetapi tetap menarik ketika seorang pemeran “berondong imut” sekaligus venture capitalist muda meniti tantangan baru dengan memerankan seorang legenda teknologi dunia. Kita lihat akan seperti apa filmnya.

Kisah Hidup Steve Jobs




Masa Kecil Jobs

Sedikit ironis bahwa orang tua biologisnya justru menikah setelah Steve Jobs diadopsi dan memiliki satu orang anak lagi, Mona Simpson. Steve Jobs sendiri baru mengetahui tentang orang tua kandungnya itu pada usia 27 tahun.

Jobs kecil tinggal di seputaran Silicon Valley, maka tak heran kalau kecintaannya terhadap benda-benda elektronik sangat besar. Di sini mulai terlihat bakatnya dalam mengutak-atik benda elektronik, termasuk komputer pada jaman itu.

Saat SMA, di sela-sela waktu luangnya Jobs sering berkunjung ke Hewlett-Packard. Di sanalah dia bertemu dengan Steve Wozniak – yang dipanggil Woz – seorang insinyur komputer yang sangat cerdas. Meski Woz lebih tua lima tahun, tetapi karena kesamaan minat, mereka cepat menjadi akrab.

Meski cerdas dan inovatif, Jobs selalu bermasalah dengan pendidikan formalnya. Di sekolah, dia terkenal siswa yang bengal. Bahkan Jobs hanya kuliah selama satu semester dan memutuskan drop-out. Jobs lebih suka masuk ke kelas seni tipografi dan kelas-kelas spiritual.

Akhirnya, sekitar tahun 1974, Jobs nekat pergi ke India untuk mencari pencerahan spiritual, meninggalkan karier yang baru saja dirintisnya sebagai desainer video game di Atari.

Menurunnya Kondisi Jobs

Pada tahun 2003, Jobs terserang kanker pankreas. Sebenarnya kanker ini bukanlah jenis yang mematikan jika segera dioperasi. Tapi sayangnya Jobs menolak opsi untuk dioperasi. Dia lebih memilih untuk menjalani terapi yang berasal dari negara-negara Timur.

Meski akhirnya setuju juga untuk dioperasi, namun nampaknya sudah terlambat. Kanker inilah yang terus menggerogoti kesehatannya. Di tahun 2009, Jobs tidak lagi tampil di berbagai event dimana ia mestinya tampil. 

Namun kanker sepertinya bukan halangan bagi Jobs untuk terus berinovasi. Tahun 2007, Apple kembali menggebrak dengan produk inovatifnya, iPhone. Bahkan di tahun 2010, ia mengejutkan banyak orang dengan kembali tampil di berbagai event, termasuk ketika memperkenalkan iPad.

Tetapi Jobs akhirnya menyerah juga. Pada bulan Agustus 2011 lalu, ia menyampaikan permohonan pengunduran dirinya dari Apple. Dan belum genap sebulan setelahnya, ia pun pulang menghadap Sang Pencipta.

Steve Jobs mungkin memang tidak ada lagi di tengah kita. Namun semangat dan produk buah tangan dinginnya akan selalu berada di sekeliling kita. (Yahya Kurniawan)


10 Fakta Menarik tentang Steve Jobs

1. Steve Jobs didiagnosis menderita disleksia (ketidakmampuan belajar yang disebabkan sulitnya orang tersebut melakukan aktivitas membaca dan menulis). Tokoh lain yang juga didiagnosis mengalami disleksia adalah Albert Einstein dan Alexander Graham Bell (penemu telepon).

2. Steve Jobs merupakan seorang pescetarian, yakni seseorang yang tidak makan daging, kecuali ikan. Ia juga tidak makan telur dan semua produk hasil peternakan (seperti susu dan keju).

3. Pembelian The Graphics Group (yang lalu menjadi Pixar) dari divisi grafis Lucasfilm sebesar  US$10 juta telah membuat Steve Jobs hampir bangkrut. Untungnya, Pixar mendapatkan kontrak dari Disney untuk membuat aneka film animasi seperti Toy Story, Monsters, A Bug’s Life dan Cars.

4. Sebagai seorang penganut Buddha, Jobs pernah berpikir menjadi seorang biksu. Namun keinginannya itu batal dilakoninya.

5. Saat kembali ke Apple, Jobs menunda semua program CSR Apple dengan alasan menunggu sampai Apple mendapatkan laba kembali. Sayangnya, setelah Apple menjadi perusahaan dengan pendapatan sebesar US$40 miliar, program CSR tersebut tetap dihentikan. 

6. Sebagai CEO Apple, Steve hanya bergaji US$1 setahun. Namun, ia memiliki 5 juta saham Apple dan 138 juta saham di Disney. Di tahun 2010, majalah Forbes memperkirakan kekayaan bersih Jobs mencapai US$7 miliar, meletakkannya dalam urutan ke-136 orang terkaya di dunia. 

7. Dalam urutan karyawan di Apple, Steve Jobs mendapat nomor urut 0, sehingga mendahului Steve Wozniak yang mendapat nomor urut 1.

8. Steve Jobs membeli setelan jas pertamanya di usia 22. Setelan ini dikenakannya untuk mempresentasikan Apple II di West Coast Computer Fair pada tahun 1977.

9. Pakaian “dinas lapangan” sehari-hari Jobs adalah sweater hitam dengan kerah merek St. Croix, celana jins biru bermerek Levi’s serta sepatu Sneakers ukuran 14.

10. Steve menyukai kendaraan buatan Jerman. Ia mengendarai Mercedes SL55 AMG tanpa nomor polisi. Di area parkir kantor, mobil Steve akan mudah dikenali dari posisinya yang menempati area untuk orang cacat.