Diskriminasi
Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan karena kecenderungan manusian untuk membeda-bedakan yang lain.
Ketika seseorang diperlakukan secara tidak adil karena karakteristik suku, antargolongan, kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliranpolitik, kondisi fisik atau karateristik lain yang diduga merupakan dasar dari tindakan diskriminasi
Diskriminasi langsung, terjadi saat hukum, peraturan atau kebijakan jelas-jelas menyebutkan karakteristik tertentu, seperti jenis kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat adanya peluang yang sama.
Diskriminasi tidak langsung, terjadi saat peraturan yang bersifat netral menjadi diskriminatif saat diterapkan di lapangan.
Etnosentrisme
Menurut Matsumoto (1996) etnosentrisme adalah kecenderungan untuk melihat dunia hanya melalui sudut pandang budaya sendiri. Berdasarkan definisi ini etnosentrisme tidak selalu negatif sebagimana umumnya dipahami. Etnosentrisme dalam hal tertentu juga merupakan sesuatu yang positif. Tidak seperti anggapan umum yang mengatakan bahwa etnosentrisme merupakan sesuatu yang semata-mata buruk, etnosentrisme juga merupakan sesuatu yang fungsional karena mendorong kelompok dalam perjuangan mencari kekuasaan dan kekayaan.
Pertentangan dan Ketegangan dalam Masyarakat
Suatu adanya pertentangan dalam berkehidupan sosial dan integrasi dalam masyarakat pasti ada sebab-sebab yang dapat menimbulkan itu semua.
1. Perbedaan Kepentingan
Berkehidupan bermasyarakat suatu kehidupan bersosialisasi yang adanya saling berhubungan baik antara individu-individu maupun antara kelompok dan golongan dalam masyarakat.
Bermasyarakat berarti kehidupan yang dimana setiap anggota satu dan lainnya harus saling memberi dan menerima. Istilahnya saling membantu dan ada rasa kebersamaan dalam menjalakan kehidupan. Rasa solider, toleransi, tenggang rasa, tepa selira sebagai bukti kuatnya ikatan itu. Pada diri setiap anggota terkandung makna adanya saling ikut merasakan dan saling bertanggungjawab pada setiap sikap tindak baik mengarah kepada yang positif maupun negatif.
Adanya rasa cemburu atau rasa sakit terhadap sesama anggota masyarakat satu akan dirasakan oleh anggota lainnya. Karena adanya suatu tidak harmonisasi di kelompok tersebut. Seperti perbedaan-perbedaan pendapat yang tidak dapat ada yang mengalah satu dan lain dan bahkan sering adanya pertentangan-pertentangan.
Itulah sebabnya keadaan masyarakat dan negara mengalami kegoyahan-kegoyahan yang terkadang keadaan tidak terkendali dan dari situlah terjadinya perpecahan dan permusuhan.
Perbedaan kepentingan sebenarnya merupakan sifat naluriah disamping adanya persamaan kepentingan. Bila perbedaan kepentingan itu terjadi pada kelompok-kelompok tertentu, misalnya pada kelompok etnis, kelompok agama, kelompok ideologi tertentu. Sebaiknya kita menghargai suatu perbedaan dan pendapat masing – masing. Ada kalanya suatu perbedaan pasti memberikan kebaikan sesuai kepercayaan nya masing - masing. Walaupun tujuan dan hasilnya sama.
Perbedaan kepentingan sebenarnya merupakan sifat naluriah disamping adanya persamaan kepentingan. Bila perbedaan kepentingan itu terjadi pada kelompok-kelompok tertentu, misalnya pada kelompok etnis, kelompok agama, kelompok ideologi tertentu. Sebaiknya kita menghargai suatu perbedaan dan pendapat masing – masing. Ada kalanya suatu perbedaan pasti memberikan kebaikan sesuai kepercayaan nya masing - masing. Walaupun tujuan dan hasilnya sama.
2. Berprasangka (Mempunyai Pemikiran yang Negative)
Berprasangka dapat kita pahami, suatu pemikiran yang beranggapan terhadap seseorang bahwa orang tersebut mempunyai sikap dan prilaku yang buruk dengan adanya kritikan terlebih dahulu. Dalam istilah ilmu agama yaitu “sukhudzon” yang artinya Seseorang yang secara serta merta pemikiran nya tanpa timbang-timbang lagi bahwa sesuatu yang dilakukan nya buruk. Disisi lain Seseorang yang anggapan dan pemikiran nya selalu mengambil hal yang positif terhadap sesuatu yang dilakukanya di sebut “khusnudzon”.
Oleh karena itu, bisa saja bahwa sikap bertentangan dengan tingkah laku atau tindakan dapat menyebabkan prasangka yang baik maupun buruk.
Prasangka bisa diartikan suatu sikap yang telampau tergesa-gesa, berdasarkan generalisasi yang terlampau cepat, sifat berat sebelah, dan dibarengi proses simplifikasi (terlalu menyederhanakan) terhadap sesuatu realita jadi mereka hanya langsung mensimpulkan hal yang jeleknya saja tanpa memekirkan hal yang baik nya.
Sebab – sebab adanya Berprasangka
1. Adanya rasa tidak kemampuan terhadap seseorang yang merasa lebih hebat dari dirinya.
2. Adanya rasa sakit hati yang pernah di lakukan seseorang terhadap dirinya.
3. Selalu menilai orang dengan sebelah mata tanpa mengenali dirinya terlebih dahulu.
Pertentangan-Pertentangan Sosial atau Ketegangan dalam Masyarakat
Integrasi nasional
Integrasi nasional pada hakikatnya adalah bersatunya suatu bangsa yang menempati wilayah tertentu integrasi dalam sebuah negara yang berdaulat. Dalam rea!itas nasional
integrasi nasional dapat dilihat dari aspek politik, lazim disebut integrasi politik, aspek ekonomi (ir!tegrasi ekonomi, saling ketergantungan ekonomi antardaerah yang bekerjasarna secara sinergjs), dan aspek sosial budaya (integrasisosial budaya, hubungan antara suku, lapisan dan golongan). Secara umum integrasi nasional mencerminkan proses persatuan orang-orang dari berbagai wilayah yang berbeda, atau memiliki berbagai perbedaan baik etnisitas, sosial budaya, atau latar belakang ekonomi, menjadi satu bangsa (nation) terutama karena pengalaman sejarah dan politik yang relatif sarna (Drake, 1989:16). Selanjutnya, dalam menjalani proses pembentukan sebagai satu bangsa berbagai suku bangsa in! sebenarnya mencitacitakan suatu masyarakat baru, yaitu sebuah masyarakat politik yang dibayangkan (imagined political community) akan memiliki rasa persaudaraan dan solidaritas yang kental, memiliki identitas kebangsaan dan wilayah kebangsaan yang jelas serta memiliki kekuasaan memerintah (Anderson, 1983:15-16). Dalam tataran integrasi politik terdapat dimensi yang bersifat vertical menyangkut hubungan elit dan massa, baik antara elit politik dengan massa pengikut, atau antara penguasa dan rakyat guna menjembatani celah perbedaan dalam rangka pengembangan proses politik yang partisipatif, dan dimensi horisontal, yaitu hubungan yang berkaitan
0 komentar:
Posting Komentar