Bahasa memiliki peranan
penting dalam kehidupan, karena selain digunakan sebagaialat komunikasi secara
langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara tulisan,
di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi ini,masyarakatdituntut secara aktif untuk dapat mengawasi dan memahami infrormasi di segala aspek
kehidupan sosial secara baik dan benar, sebagai bahan pendukung kelengkapan
tersebut, bahasa berfungsi sebagai media penyampaian informasi secara baik dan tepat, dengan penyampaian
berita atau materi secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat
menggunakanmedia tersebut secara baik dan benar. Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika berbahasa,
disinilah peran aturan baku tersebut di gunakan, dalam hal
ini kita selaku warga Negara yang baik hendaknya selalu memperhatikan
rambu-rambu ketata bahasaan Indonesiayang baik dan benar.
Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD) adalah sub. materi
dalam ketata bahasaan Indonesia, yang memilik peran yang cukup besar
dalam mengatur etika berbahasa secara tertulis sehingga diharapkan informasi
tersebut dapat di sampaikan dandifahamisecara komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya diharapkan aturan tersebut dapat
digunakan
dalam keseharian Masyarakat sehingga proses penggunaan
tata bahasa Indonesiadapat digunakan secara baik dan benar. Tidak
semua warga Negara Indonesia bisa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan
benar,begitupula Mahasiswa.Dengan adanya Makalah ini ,yang akan membahas
mengenai “Penggunaan Bahasa Indonesia Yang baik dan Benar “.Penulis berharap
dengan ini,dapat menambah pengetahuan pembaca ,khususnya mahasiswa agar tidak
buta akan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Tujuan Penggunaan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah mengajarkan,menerangkan tentang
penngunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari,agar tidak terlalu
menyimpang dengan kaidah bahasa indonesia yang baik dan benar.Serta
melestarikannya agar tetap terjaga sampai nanti.
Pembahasan
- .
Ragam
Bahasa Indonesia
Ragam
bahasa adalah variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda menurut topik yang
dibicarakan, menurut hubungan pembicara, lawan bicara, dan orang yang
dibicarakan, serta menurut
media pembicaraan.
Macam-macam ragam bahasa :
1. Ragam baku adalah ragam bahasa yang oleh penuturnya dipandang sebagai
ragam yang baik.
2. Ragam biasa dipakai apabila
pembicara menganggap kawan bicara sebagai sesama, lebih muda, lebih rendah
statusnya atau apabila topik pembicara bersifat tidak resmi.
3. Ragam hormat adalah ragam bahasa yang dipakai apabila lawan bicara
orang yang dihormati, misalnya orang tua dan atasan.
4. Ragam kasar adalah ragam bahasa yang digunakan dalam pemakaian tidak
resmi di kalangan orang yang saling mengenal.
5. Ragam lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan,
terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu
pemahaman. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan
tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan.
Ragam lisan dapat kita temui, misalnya pada saat orang berpidato atau memberi
sambutan, dalam situasi perkuliahan, ceramah, dan ragam lisan yang non standar,
misalnya dalam percakapan antar teman, di pasar, atau dalam kesempatan non
formal lainnya.
6. Ragam resmi adalah ragam bahasa yang dipakai dalam suasana resmi.
7. Ragam tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis,
tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai
pada sasaran secara visual. Ragam tulis pun dapat berupa ragam tulis yang
standar maupun non standar. Ragam tulis yang standar kita temui dalam buku-buku
pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster, iklan. Kita juga dapat menemukan
ragam tulis non standar dalam majalah remaja, iklan, atau poster.
8. Ragam bahasa pada bidang tertentu seperti bahasa istilah
hukum, bahasa sains, bahasa jurnalistik, dsb.
9. Ragam bahasa perorangan atau idiolek seperti gaya bahasa mantan presiden
Soeharto, gaya bahasa Benyamin s, dan lain sebagainya.
10. Ragam bahasa pada kelompok anggota
masyarakat suatu wilayah atau dialek
seperti dialek bahasa Madura, Medan, Sunda, Bali, Jawa, dan lain sebagainya.
11. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu golongan
sosial seperti ragam bahasa orang akademisi beda dengan ragam bahasa
orang-orang jalanan.
2 2.
Ejaan
Ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa (kata, kalimat, dsb) dengan kaidah tulisan (huruf) yang distandardisasikan dan mempunyai makna. Ejaan
biasanya memiliki tiga aspek yaitu
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) adalah tata bahasa
dalam Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan,
mulai dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta
penulisan unsur serapan.
3 3.
Diksi
Diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk
mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang
diharapkan).
·
Syarat-syarat
Ketetapan dan Kesesuaian Diksi
•
Membedakan
secara cermat denotasi dan konotasi.
•
Membedakan
dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim.
•
Membedakan
kata-kata yang mirip dalam ejaannya.
•
Hindari kata-kata ciptaan sendiri.
•
Dapat
memahami kata abstrak dan konkrit.
•
Dapat
membedakan kata umum dan kata khusus.
4 4.
Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan
pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan,
kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan
diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah
terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lain.
Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!); dan di dalamnya dapat
disertakan tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), pisah (-), dan spasi.
Tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru pada wujud tulisan sepadan dengan
intonasi akhir pada wujud lisan sedangkan spasi yang mengikuti mereka
melambangkan kesenyapan. Tanda baca sepadan dengan jeda.
Jenis – jenis kalimat :
·
Kalimat Aktif
·
Kalimat Pasif
·
Kalimat Langsung
·
Kalimat Tidak Langsung
·
Kalimat Berita
·
Kalimat Perintah
·
Kalimat Tanya
·
Kalimat Efektif
· Kalimat Tunggal
55.
Alinea
Paragraf (Alenia) merupakan
kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas dari pada
kalimat. Alenia merupakan kumpulan kalimat, tetapi kalimat yang bukan sekedar
berkumpul, melainkan berhubungan antara yang satu dengan yang lain dalam suatu
rangkaian yang membentuk suatu kalimat, dan juga bisa disebut dengan penuangan
ide penulis melalui kalimat atau kumpulan alimat yang satu dengan yang lain
yang berkaitan dan hanya memiliki suatu topic atau tema. Paragraf juga disebut
sebagai karangan singkat.
66.
Perencanaan
Penulisan Karangan Ilmiah
a.
Pemilihan Topik
Memilih topik berarti
memilih apa yang akan menjadi pokok pembicaraan. Topik itu dapat diperoleh dari
berbagai sumber yakni : pengalaman, pengamatan, pendapat dan khayalan.
Topik-topik karya ilmiah banyak yang bersumber pada pengamatan, pengalaman dan
penalaran.
b. Pembatasan
Topik
Membatasi Topik dalam
karangan seorang penulis harus membatasi topik yang akan digarapnya.
Setiap penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya
cukup sempit dan terbatas atau sangat khusus untuk digarap, sehingga tulisannya
dapat terfokus.
c.
Pemilihan Judul
Pemilihan topik atau
lebih konkritnya judul, akan menggambarkan tingkat kedalaman dan cakupan dari
sebuah penelitian yang akan dibahas. Bagi pembaca judul akan dianggap mewakili
bobot sebuah hasil penelitian yang akan ditulis, bahkan merupakan gambaran mutu
tulisan yang akan digarap.
d.
Penentuan Tujuan Penulisan
Menetapkan tujuan
hanyalah sebatas menentukan apa yang Anda ingin agar pembaca Anda tahu atau
dapat lakukan setelah mereka selesai membaca laporan atau tulisan Anda. Namun
Anda harus seksama; sering kali penulis menyatakan tujuan yang terlalu luas
sehingga tidak ada gunanya.
e.
Penentuan Kerangka Karangan
Kerangka karangan
merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan
yang akan digarap, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara
sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.
Langkah-Langkah Penulisan Ilmiah :
1.
Melakukan observasi dan menetapkan masalah dan
tujuan
2. Menyusun hipotesis
3. Menyusun rancangan
penelitian
4. Melaksanakan
percobaan berdasarkan metode yang direncanakan
5. Melaksanakan pengamatan dan
pengumpulan data
6. Menganalsis dan
menginterpretasikan data
7. Merumuskan kesimpulan
dan atau teori
8. Melaporkan hasil
penelitian
77.
Kerangka
Karangan
Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang
memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan
rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur,
dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap
terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka karangan
ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan
penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.
a.
Manfaat
Kerangka Karangan
Adapun manfaat kerangka
karangan secara umum adalah untuk menyusun karangan secara teratur. Selain itu
ada beberapa manfaat kerangka karangan, antara lain :
a. Mempermudah
pembahasan tulisan.
b. Menghindari
isi tulisan keluar dari tujuan awal.
c. Menghindari
penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih.
d. Memudahkan
penulis mencari materi tambahan.
e. Menjamin
penulis bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
f. Memudahkan
penulis mencapai klimaks yang berbeda-beda.
Dengan adanya kerangka
karangan, penulis bisa langsung menyusun tulisannya sesuai butir-butir bahasan yang
ada dalam kerangka karangannya. Kerangka karangan merupakan miniatur dari
sebuah karangan. Dalam bentuk ini, karangan tersebut dapat diteliti, dianalisi,
dan dipertimbangkan secara menyeluruh.
b.
Syarat-syarat
Kerangka Karangan yang Baik
Adapun
syarat-syarat kerangka karangan yang baik antara lain :
a. Pengungkapan
maksudnya harus jelas.
b. Tiap
unit dalam kerangka karangan hanya mengandung satu gagasan.
c. Pokok-pokok
dalam kerangka karangan harus disusun secara logis.
d. Harus
menggunakan pasangan simbol yang konsisten.
88.
Kutipan
Kutipan
adalah salinan kalimat,paragraph,atau paendapat dari seorang pengarang atau
ucapan orang terkenal karena keahliannya,baik yang terdapat dalam
buku,jurnal,baik yang melalui media cetak maupun elektronik. Menurut kamus
besar bahasa Indonesia,mengutip adalah mengambil perkataan atau kalimat dari
buku atau yang lainnya.mengutip itu berbeda dengan plagiat.plagiat adalah
mengambul karangan karangan atau pendapat orang lain dan menjadikannya
seolah-olah karangan atau pendapat sendiri.
Jenis-jenis Kutipan :
c.
Kutipan
langsung (Direct Quotation)
Adalah
kutipan yang dilakukan persis seperti sumber aslinya, kata-kata yang digunakan
sama seperti bahan aslinya
Kutipan
langsung dibagi menjadi 2,yaitu:
1. Kutipan
langsung pendek (Short Direct Quotation)
2. Kutipan
langsung panjang (Long Direct Quotation)
b.
Kutipan tidak langsung (Indirect
Quotation atau paraphrase)
1. Kutipan
tidak langsung pendek (short direct quotation)
2. Kutipan
tidak langsung panjang (Long Direct Quotation)
Fungsi Kutipan
Kutipan
memiliki fungsi tersendiri. Fungsi dari kutipan adalah sebagai berikut :
1. Menunjukkan
kualitas ilmiah yang lebih tinggi.
2. Menunjukkan
kecermatan yang lebih akurat.
3. Memudahkan
penilaian penggunaan sumber dana.
4. Memudahkan
pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.
5. Mencegah
pengulangan penulisan data pustaka.
6. Meningkatkan
estetika penulisan.
7. Memudahkan
peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan penyuntingan naskah
yang terkait dengan data pustaka.
9.
Catatan Kaki
Catatan
kaki atau yang juga dikenal dengan istilah footnote adalah daftar keterangan
khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan
ilmiah. Secara lengkap, Catatan kaki
adalah keterangan tambahan yang terletak di bagian bawah halaman dan
dipisahkan dari teks karya ilmiah oleh sebuah garis sepanjang dua puluh ketukan
(dua puluh karakter).
Tujuan Catatan Kaki :
Pencantuman
catatan kaki diperlukan dalam penulisan karya ilmiah. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui sumber referensi yang menjadi kajian peneliti. Selain itu, penulisan
catatan kaki juga mempunyai tujuan untuk :
1. Menyusun Pembuktian
Semua
pernyataan yang penting,yang bukan merupakan pengetahuan umum harus didukung
oleh pembuktian-pembuktian. Catatan kaki menunjukan kebenaran-kebenaran yang
pernah dicapai oleh seorang pengaran lain dalam bukunya atau
tulisan-tulisannya.Sebab itu referensi dalam catatan kaki dimaksudkan untuk
menunjukkan tempat atau sumber dimana suatu kebenaran telah dibuktikan oleh
orang lain.
2.
Menyatakan
Hutang Budi
Penunjukan
sumber pada catatan kaki dimasukan pula untuk menyatakan hutang budi kepada
pengarang yang dikutip pendapatnya. Dengan menyebut nama pengarang yang dikutip
pendapatnya itu,penulis telah menyatakan hutang budi kepadanya.
3.
Menyatakan
Keterangan Tambahan
Catatan
kaki juga dimaksudkan sebagai keterangan tambahan untuk uraian. keterangan
tambahan yang dimaksud dapat berupa :
1. Inti
atau sari dari fragmen yang dipinjam.
2. Uraian
teknis , keterangan insidental, atau materi yang memperjelas teks, atau
informasi tambahan terhadap topik yang disebut dalam teks.
3. Materi-materi
penjelas yang kurang penting seperti perbaikan, atau pandangan-pandangan lain
yang bertentangan.
4. Merujuk
bagian lain dari teks Catatan kaki dapat juga dipergunakan untuk menyediakan
informasi kepada bagian-bagian lain dari tulisan itu . Misalnya penulis memberi
catatan agar pembaca melihat atau memeriksa utaian padahalaman sebelumnya,atau
hal-hal yang akan diuraikan.
FUNGSI CATATAN KAKI
1.
Menjelaskan referensi yang dipergunakan
bagi pernyataan dalam teks (catatan kaki sumber atau reference footnote).
2.
Menjelaskan komentar penulis terhadap
pernyataan dalam teks yang dipandang penting, tetapi tak dapat dinyatakan
bersama teks karena dapat mengganggu alur tulisan.
3.
Sebagai keterangan mengenai suatu hal
yang dikemukakan dalam karangan ilmiah di halaman tersebut.
4. Menunjukkan
sumber lain yang membicarakan hal yang sama (catatan kaki isi atau content
footnote). Jenis catatan kaki ini biasanya menggunakan kata‐kata:
Lihat …, Bandingkan …, dan Uraian lebih lanjut dapat dilihat dalam …, dan
sebagainya. Dianjurkan penggunaannya tidak berlebihan agar tidak menimbulkan
kesan pamer. Penggunaan ungkapan tersebut perlu secara konsisten dan benar.
10.
Abstrak
Abstrak merupakan suatu ringkasan yang
lengkap dan menjelaskan keseluruhan isi artikel ilmiah. Abstrak ditempatkan
pada bagian awal artikel ilmiah. Penulisan abstrak yang baik perlu
dipertimbangkan mengingat bagian ini merupakan bagian artikel yang dibaca
setelah judul. Sangatlah beralasan, dibaca tidaknya suatu artikel ilmiah
tergantung pada kesan yang diperoleh pembaca saat membaca abstraknya. Bagian
artikel yang paling sulit dikerjakan adalah abstrak. Abstrak dalam bahasa
Inggris merupakan satu kemutlakan yang harus ada (persyaratan dalam akreditasi
jurnal ilmiah).
11.
Daftar
Pustaka (Bibliografi)
Kata bibliografi
berasal dari bahasa Yunani dengan akar kata
Biblion yang berarti buku dan Graphein:
yang berarti menulis, maka kata Bibliografi secara harfiah berarti
penulisan buku. Dalam hal ini maka bibliografi berarti kegiatan teknis membuat
deskripsi untuk suatu cantuman tertulis atau pustaka yang telah diterbitkan,
yang tersusun secara sistematik berupadaftar menurut aturan yang dikehendaki.
Dengan demikian tujuan bibliofrafi adalah untuk mengetahui adanya suatu
buku/pustaka atau sejumlah buku/pustaka yang pernah diterbitkan.
a.
Unsur-Unsur Bibliografi dan Contoh Penulisannya
Nama
Pengarang, yang dikutip secara lengkap.
Judul
Buku, termasuk judul tambahannya.
Data Publikasi: penerbit,tempat terbit, tahun terbit, cetakan
ke berapa, nomor jilid buku dan tebal (jumlah halaman) buku
tersebut.
Untuk sebuah artikel
diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah,atau surat kabar,
tanggal dan tahun
b.
Penyusunan Bibliografi
Nama pengarang
diurutkan berdasarkan urutan abjad.Jika tidak ada nama pengarang, judul
buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan abjad.
Jika untuk seorang
pengarang terdapat lebih dari satu bahan refrensi, untuk refrensikedua dan
seterusnya, nama pengarang tidak diikutsertakan, tetapi diganti dengangaris
sepanjang 5 atau 7 ketikan.
Jarak antara baris
dengan baris untuk satu refrensi adalah satu
spasi. Namun, jarak antara pokok dengan pokok lain adalah dua
spasi.
Baris pertama dimulai
dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok harus
dimasukkan ke dalam sebanyak tiga atau empat ketikan