Kamis, 29 Maret 2012

Perang Timur Tengah adalah Konflik Budaya



Berita2 konflik dunia sekarang didominasi oleh berita2 perang di Timur Tengah, dan juga berita2 Terorisme gobal termasuk di Indonesia , sedangkan berita2 krisis ekonomi global bersumber dari krisis ekonomi Amerika. . Dalam tulisan ini saya ingin membahas akar permasalahan konfik perang, tidak mempertimbangkan siapa yang benar dan siapa yang salah, karena dalam konflik masing2 pihak tentu merasa berada di pihak yang benar. Sumber konflik tediri dari politik, mafia dan budaya.
Budaya Ortodok Vs Budaya Modern

Konflik Israel –Palestina bersumber dari historis penguasaan daerah tersebut. Israel merasa bahwa tanah tersebut adalah milik leluhurnya, orng2 Palestina juga merasa tanah tersebut adalah tanah perjanjian untuk orang2 palestina, karena itu keduanya merasa berhak memiliki tanah tersebut . Genjatan senjata bisa kapan saja, perdamaian bersarat bisa kapan saja, tetapi konflik akan tetap berlanjut sampai mereka menyadari kebodohan mereka masing2.

Terorisme Global berasumber dari konfil budaya, yaitu budaya timur-tengah dan budaya barat. Budaya Timur Tengah yang masih bersifat otoriter, ditekan oleh budaya barat yang bersifat demokratis. Indonesia berusaha tegar menghadapi kedua budya tersebut, menentang budaya timur tengah, dan juga menentang budaya demokrasi libral ala barat, kita tetap mempertahan budaya Pancasila yang digali dari akar budaya yang berbeda-beda dari seluruh tanah air . Budaya Timur Tengah yang rawan konfilk ialah “ kata pemimpin adalah hukum” sama dengan zaman kerajaan “sabda raja adalah hukum” Daerah tersebut menjadi damai sepanjang rakyatnya masih bisa dibodohin, masih menganggap pemimpin/raja adalah orang istimewa/orang suci. Di Indonesia fatwa yang dukeluarkan pemimpin sering diremehkan, karena budaya kita adalah budaya pancasila, a.l berbunyi “ Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusawaratan dan perwakilan” sedangkan fatwa adalah budaya otoriter masa lalu yang tidak sesuai lagi dengan demokrasi dan budaya demokrasi dan kerakyatan..
Belajar Membaca Sejarah…
Supaya generasi muda tidak terjebak dalam krisis budaya yang berkepanjangan , perlu diberi pemahaman tentang arah perkembangan budaya dunia umumnya, sehingga tidak terjebak dalam budaya masa lalu yang pasti akan ditinggalkan zaman. Bungkarno sudah ingatkan generasi yang menentang sejarah pasti akan digilas sejarah, demikianlah keadaan sekarang, kalangan radikalisme yang mencoba mempertahankan budaya masa lalu pasti akan digilas oleh budaya demokrasi dan libralisme. Bagi generasi muda hendaknya jangan berdiri dibawah tembok yang sudah miring, jika tidak mau tertimbun oleh reruntuhan politik maupun budaya bangsa. Seperti kalangan politisi agama yang loncat kepolitisi kebangsaan bisa exis dalam panggung politik, berbeda dengan mereke yang tetap dalam ideologi masa lalunya lenyap tertimbun reruntuhan politik.
Berbeda dengan pemahaman kitab2 suci, kita harus berbalik keatas, sebab akarnya ada diatas, cabang2 dan daunnya berada dibawah, jika kita potong akarnya maka daunnyapun akan kering. . Seperti ayat “Bacalah” itu adalah perintah spiritual, kalau diganti dengan “ membaca dan menulis adalah pangkal ilmu pengetahuan” adalah buah pikiran manusia yang gampang dibaca. Buktinya Muhammad yang tidak tahu membaca dan menulis mempunyai pengetahuan yang demikian luas, cukup membantah ayat duniawi tersebut. Yesus mungkin tidak tahu membaca, tetapi dia bisa membaca datangnya zaman baru dikatakannya “ matahari akan gelap, bulan tidak bercahaya lagi, bintang2 berjatuhan, mesin2 perang menderu-deru, bangsa bangkit melawan bangsa, dst”

Matahari menjukkan Kekaisaran tidak akan berfungsi lagi, bulan menunjukkan kerajaan2 hanya tinggal nama, para kaisar dan para raja2 dikatakan seperti bintang2 yang berjatuhan. Munculnya nabi2 palsu, yaitu para politisi dan penipu yang munafik membodohin bantyak orang . Zaman baru ialah zaman demokrasi yang menjunjung tinggi hak asasi manusia .
Para generasi muda yang tidak ingin dikubur hidup2, jangan berdiri dibawah tembok yang sudah miring, lihat tanda2 zaman, lihat jalannya sejarah agar anda tidak digilas roda sejarah.
http://umum.kompasiana.com/2009/10/02/konplik-budaya-menimbulkan-perang/

1 komentar: